Jumat, 23 Oktober 2009

BUDAYA TOBA

Mendengar marga pasti anda akan berfikiran kesalah satu suku di indonesia yaitu suku batak tapi di dalam hal ini saya akan hanya menjelaskan marga yang cukup besar percabanganya yaitu "parna" karna orang-orang hanya tahu istilah marga orang itu saja tidak berasal dri mana mana asal marganya. dan awal dari marga parna berasal dari :

Raja Naiambaton:

Raja Naiambaton merupakan keturunan keenam dari Raja Batak, seperti berikut: Raja Batak memperanakkan Guru Tateabulan, memperanakkan Raja Isumbaon, memperanakkan Tuan Sorimangaraja, memperanakkan Raja Asiasi, memperanakkan Sangkaisomalindang, dan memperanakkan Raja Naiambaton

Pomparan ni si Raja Naiambaton biasa disingkat menjadi "PARNA",marga-marga yang dipercayai sebagai keturunan dari rajaNaiambaton yang karenanya tidak boleh menikah satu dengan yang lainnya, yang dapat diartikan dengan ”Keturunan Raja Naiambaton adalah sama-sama pemilik putra dan putri,” yang dalam arti lebih luas lagi dapat diartikan bahwa ”Putra-putri keturunan marga-marga Naiambaton tidak boleh menikah satu sama lain.”

karena kebudayaan dalam Batak menggunakan marga leluhur, percabangan marga kakek, ayah dan akan di teruska oleh keturunanya terutama pada anak laki-laki karna anak laki-lakai yang membawa marga dari keluarganya.



Adapun marga-marga yang termasuk dalam Pomparan Ni Raja Nai Ambaton ( PARNA ) yaitu:

  1. Bancin ( sigalingging )
  2. Banurea ( sigalingging )
  3. Boangmenalu ( sigalingging)
  4. Brampu ( sigalingging )
  5. Brasa ( sigalingging )
  6. Bringin ( sigalingging )
  7. Dalimunthe
  8. Gajah ( sigalingging )
  9. Garingging ( sigalingging )
  10. Ginting Baho
  11. Ginting Beras
  12. Ginting Capa
  13. Ginting Guruputih
  14. Ginting Jadibata
  15. Ginting jawak
  16. Ginting manik
  17. Ginting Munthe
  18. Ginting Pase
  19. Ginting Sinisuka
  20. Ginting Sugihen
  21. Ginting Tumangger
  22. Haro
  23. Kombih (sigalingging )
  24. Maharaja
  25. Manik Kecupak (sigalingging)
  26. Munte
  27. Nadeak
  28. Nahampun
  29. Napitu
  30. Pasi
  31. Pinayungan (sigalingging ? )
  32. Rumahorbo
  33. Saing
  34. Saraan (sigalingging )
  35. Siadari
  36. Siallagan
  37. Siambaton
  38. Sidabalok
  39. Sidabungke
  40. Sidabutar
  41. Sidauruk
  42. Sijabat
  43. Simalango
  44. Simanihuruk
  45. Simarmata
  46. Simbolon Altong
  47. Simbolon Hapotan
  48. Simbolon Pande
  49. Simbolon Panihai
  50. Simbolon Suhut Nihuta
  51. Simbolon Tuan
  52. Sitanggang Bau
  53. Sitanggang Gusar
  54. Sitanggang Lipan
  55. Sitanggang Silo
  56. Sitanggang Upar Par Rangin Na 8 ( sigalingging )
  57. Sitio
  58. Tamba
  59. Tinambunan
  60. Tumanggor
  61. Turnip
  62. Turuten
bila ada kekurangan\kesalahan dalam penyebutan marga di atas hanya itu sebatas pengetahuan saya.

nara sumber:
http://id.wikipedia.org/wiki/PARNA
http://images.google.co.id



Sabtu, 03 Oktober 2009

ANIMASI 2 DIMENSI DENGAN 3 DIMENSI



ANIMASI 2 DIMENSI DENGAN 3 DIMENSI


Animasi, atau lebih akrab disebut dengan film animasi, adalah film yang merupakan hasil dari pengolahan gambar tangan sehingga menjadi gambar yang bergerak. Pada awal penemuannya, film animasi dibuat dari berlembar-lembar kertas gambar yang kemudian di-"putar" sehingga muncul efek gambar bergerak. Dengan bantuan komputer dan grafika computer , pembuatan film animasi menjadi sangat mudah dan cepat. Bahkan akhir-akhir ini lebih banyak bermunculan film animasi 3 dimensi daripada film animasi 2 dimensi

Contonya animasi 2 dimensi tarzan

Proses pembuatan animasi 2 dimensi

Ada dua proses pembuatan film animasi, diantaranya adalah secara konvensional dan digital . Proses secara konvensional sangat membutuhkan dana yang cukup mahal, sedangkan proses pembuatan digital cukup ringan. Sedangkan untuk hal perbaikan, proses digital lebih cepat dibandingkan dengan proses konvensional. Tom Cardon seorang animator yang pernah menangani animasi Hercules mengakui komputer cukup berperan. "Perbaikan secara konvensional untuk 1 kali rev

isi memakan waktu 2 hari sedangkan secara digital hanya memakan waktu berkisar antara 30-45 menit." Dalam pengisian suara sebuah film dapat dilakukan sebelum atau sesudah filmnya selesai. Kebanyakan dubbing dilakukan saat film masih dalam proses, tetapi terkadang seperti dalam animasi Jepang, sulih suara justru dilakukan setelah filmnya selesai dibuat.

Animasi 3 dimensi :

Animasi 3 Dimensi merupakan salah satu bentuk animasi yang mungkin paling sempurna dengan anmiasi 3 D seorang pembuat animasi akan mendisain lingkungan atauatau karak ter animsi bisa mirip merupai gerak atau mimik manusia dengan baik kalau karak ter animasi nya hewan tapi bila manusia mung kin kurang merupai hanya bias gerak tubuh dan keadan lingkunganya



Nama : erpan tua tamba

Npm : 10107623

Kls :3KA06

Matakualiah : Grafik komputer